TBDC – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, menegaskan komitmennya untuk mengawal penanganan kasus pembunuhan tragis terhadap jurnalis muda asal Kalsel, Juwita (23), yang dilakukan oleh oknum anggota TNI AL Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Kelasi Satu berinisial J.
Ketua DPRD Kota Banjarbaru, Gusti Rizky Sukma Iskandar Putera, menyatakan bahwa pihaknya akan terus mengawasi jalannya proses hukum dan memastikan pengusutan kasus ini diselesaikan secara tuntas.
“Kami siap mengawal penanganan kasus ini dan meminta penegak hukum untuk menyelesaikan pengusutan hingga tuntas,” ujar Rizky di Banjarbaru, Kalsel, Jumat (3/4).
Ia menambahkan, pihaknya merasa kehilangan yang mendalam atas meninggalnya Juwita, yang dikenal baik dan akrab dengan banyak narasumber di lingkungan dewan.
Rizky menekankan pentingnya transparansi dalam proses penyelidikan, khususnya oleh Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Balikpapan, untuk memastikan seluruh elemen masyarakat mengetahui perkembangan kasus ini.
“Kami meminta agar proses penyelidikan dilakukan secara transparan dan tanpa ada yang ditutupi, agar keluarga korban dan masyarakat dapat mengetahui perkembangan hukum yang sebenarnya. Kami berharap pelaku dihukum seadil-adilnya,” tambahnya.
Sebagai bentuk dukungan terhadap proses hukum, Ketua DPRD Banjarbaru juga menegaskan bahwa pihaknya menghormati setiap langkah yang diambil oleh aparat penegak hukum. Rizky memastikan bahwa DPRD Kota Banjarbaru telah berkoordinasi dengan Polres Banjarbaru dan Lanal Banjarmasin untuk memantau sejauh mana proses penyelidikan ini berlangsung, serta memastikan kasus ini tidak tertutup begitu saja.
Penemuan yang Mencurigakan
Sebelumnya, Juwita ditemukan tewas di Gunung Kupang, Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, pada Sabtu (22/3) sekitar pukul 15.00 WITA. Jasad korban ditemukan tergeletak di tepi jalan bersama sepeda motor miliknya, dengan dugaan awal bahwa korban mengalami kecelakaan tunggal. Namun, temuan selanjutnya justru menimbulkan kecurigaan baru.
Warga yang pertama kali menemukan jasad korban tidak melihat adanya tanda-tanda kecelakaan lalu lintas. Sebaliknya, ditemukan luka lebam pada bagian leher korban dan telepon seluler milik korban diduga hilang, yang semakin menguatkan dugaan bahwa korban menjadi sasaran pembunuhan.
Keluarga korban kemudian menyampaikan keprihatinan mereka terkait dengan temuan cairan putih dan luka lebam pada area kemaluan korban. Pihak keluarga, yang diwakili oleh Pazri, mendesak penyidik Detasemen Polisi Militer Pangkalan TNI Angkatan Laut (Denpomal) Banjarmasin untuk mendalami temuan tersebut dengan melakukan uji laboratorium forensik ke Surabaya atau Jakarta, mengingat fasilitas laboratorium di Kalimantan Selatan belum memadai untuk menangani hal ini.
“Volume cairan putih di area kemaluan cukup banyak, ini perlu penyelidikan lebih lanjut. Apakah pelaku lebih dari satu, atau ada motif lain yang belum terungkap? Itu yang kami harapkan untuk diselidiki lebih dalam,” ujar Pazri.
Pihak keluarga berharap agar tes DNA dapat segera dilakukan di laboratorium forensik di luar daerah, sehingga fakta-fakta terkait motif pembunuhan ini dapat segera terungkap. Pazri juga mengonfirmasi bahwa dokter telah mengambil sampel cairan tersebut, namun proses pengujian masih tergantung pada keputusan penyidik.
Harapan Akan Keadilan
Keluarga korban dan masyarakat berharap agar proses hukum berjalan dengan transparan dan adil, mengingat kasus ini menyangkut bukan hanya nasib satu individu, tetapi juga integritas dunia jurnalistik yang turut terguncang oleh peristiwa ini.
Kejadian ini menambah catatan tragis dalam perjalanan profesi jurnalis, yang sering kali harus menghadapi tantangan besar dalam menjalankan tugasnya.
DPRD Kota Banjarbaru turut memberikan perhatian serius terhadap kasus ini dan mendesak agar tidak ada pihak yang menutup-nutupi fakta.
“Kami akan terus mengawal dan memastikan agar kasus ini tidak hanya menjadi sekadar angka dalam daftar panjang kasus pembunuhan, tapi betul-betul diselesaikan dengan tuntas dan transparan,” tegas Gusti Rizky Sukma Iskandar Putera.
Kasus ini mengingatkan kita semua akan pentingnya keadilan yang tidak hanya ditegakkan bagi korban, tetapi juga untuk memberikan rasa aman bagi setiap individu dalam menjalankan profesinya, termasuk para jurnalis yang berjuang untuk menyampaikan kebenaran di tengah-tengah masyarakat.
Dengan dukungan masyarakat dan koordinasi yang baik antar lembaga, diharapkan kasus ini bisa segera terungkap dan memberikan keadilan yang seadil-adilnya bagi korban dan keluarga.