Kebiasaan Sehari-Hari Masyarakat Modern Picu Lonjakan Kasus Diabetes

Facebook
Twitter
WhatsApp

TBDC – Pola hidup serba instan yang kini menjadi bagian dari keseharian masyarakat modern dinilai menjadi salah satu pemicu meningkatnya kasus diabetes di Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Spesialis Penyakit Dalam, dr. Timoteus Richard, Sp.PD, saat ditemui di Gading Serpong, Senin (6/10/2025).

Menurutnya, perubahan gaya hidup yang ditandai dengan tingginya konsumsi makanan cepat saji, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan tidur larut malam, menjadi faktor utama yang memicu penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2.

“Banyak pasien tidak menyadari bahwa kebiasaan sederhana seperti sering makan fast food, kurang olahraga, atau begadang karena gadget dapat memicu terjadinya diabetes,” ujar dr. Timoteus.

Ia menjelaskan, makanan cepat saji umumnya tinggi kalori, gula, garam, dan lemak jenuh, tetapi rendah serat dan nutrisi penting. Jika dikonsumsi terus-menerus, tubuh akan menyimpan kelebihan energi dalam bentuk lemak, terutama di bagian perut. Kondisi ini berujung pada resistensi insulin, salah satu penyebab utama diabetes tipe 2.

Selain pola makan, penggunaan gawai berlebihan juga memperburuk risiko. Aktivitas pasif karena terlalu lama duduk di depan layar membuat metabolisme tubuh melambat dan lemak menumpuk. Sementara paparan cahaya biru dari layar gadget sebelum tidur mengganggu kualitas istirahat, memicu peningkatan hormon stres, dan akhirnya mengacaukan kadar gula darah.

Gejala awal diabetes, tambahnya, sering kali tidak disadari masyarakat. Tanda-tanda seperti sering merasa haus, mudah lelah, penurunan berat badan tanpa sebab, hingga luka yang sulit sembuh, kerap diabaikan hingga penyakit berkembang lebih parah.

“Diabetes sering kali berkembang tanpa gejala yang jelas. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin agar penyakit bisa terdeteksi lebih awal,” tegasnya.

dr. Timoteus menekankan bahwa langkah pencegahan sebenarnya dapat dimulai dari hal-hal kecil, seperti mengurangi konsumsi makanan cepat saji, mengatur waktu penggunaan gadget, berolahraga minimal 30 menit per hari, serta menjaga pola tidur 7–8 jam setiap malam.

Dengan perubahan sederhana tersebut, masyarakat diharapkan lebih sadar bahwa kesehatan bukan hanya ditentukan oleh pengobatan medis, tetapi juga oleh kebiasaan hidup yang disiplin dan seimbang. “Kesehatan adalah investasi jangka panjang. Gaya hidup modern boleh diikuti, tetapi tetap dengan kesadaran untuk menjaga tubuh tetap sehat,” tutupnya.

| Berita Terbaru