TDBC – Psikolog klinis dewasa dari Universitas Indonesia, Teresa Indira Andani, M.Psi, menyatakan bahwa anak yang menggunakan media sosial memerlukan pendekatan yang lebih bersifat bimbingan dari orang tua, bukan sekadar pelarangan.
Menurut Teresa, penting bagi orang tua untuk memberikan pemahaman yang kuat mengenai manfaat dan risiko media sosial.
“Larangan total terhadap penggunaan media sosial kurang efektif, terutama untuk anak yang lebih besar dan remaja. Berdasarkan pola asuh otoritatif, pendekatan terbaik adalah dengan membimbing, memberikan pemahaman yang mendalam mengenai manfaat dan risikonya,” ungkap Teresa dalam wawancara tertulis pada Rabu.
Ia menjelaskan bahwa cara orang tua membimbing anak dalam menggunakan media sosial harus disesuaikan dengan tahap perkembangan usia anak.
Pada anak usia 7 tahun ke bawah, Teresa menyarankan agar mereka tidak diperkenalkan dengan media sosial karena mereka masih kesulitan membedakan antara realitas dan fantasi.
Pada usia 7 hingga 11 tahun, anak mulai bisa diperkenalkan dengan media sosial, tetapi dengan pengawasan yang ketat dan batasan yang jelas. Hal ini termasuk memastikan mereka hanya menggunakan platform yang aman dan sesuai dengan usia.
Teresa menyarankan agar orang tua menerapkan kontrol langsung dengan membatasi waktu layar 1-2 jam per hari dan menggunakan aplikasi kontrol orang tua (parental control).
Untuk remaja berusia 12 tahun ke atas, Teresa menekankan pentingnya mengajarkan literasi digital agar anak dapat mengelola media sosial secara mandiri namun tetap dalam pengawasan orang tua. Pada usia ini, pendekatan yang berbasis diskusi lebih ditekankan.
Orang tua perlu meminta anak untuk menjelaskan alasan mereka ingin menggunakan media sosial dan bagaimana mereka bisa bertanggung jawab atas penggunaannya.
“Dengan pendekatan ini, anak tidak hanya sekadar patuh, tetapi juga memahami alasan di balik aturan yang diberlakukan,” jelas Teresa.
Selain itu, Teresa juga menekankan pentingnya adanya aturan yang jelas mengenai waktu dan durasi akses media sosial anak, serta penerapan etika digital dan privasi online.
Orang tua dan anak perlu melakukan diskusi tentang konsekuensi yang akan diterima jika ada aturan yang dilanggar.
Pendekatan ini tidak hanya membentuk kebiasaan digital yang sehat, tetapi juga membekali anak dengan keterampilan berpikir kritis dan literasi digital yang akan sangat bermanfaat bagi masa depan mereka.
“Media sosial bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang bagi anak-anak untuk belajar, berinteraksi, dan mengekspresikan diri. Dengan pendampingan yang tepat dari orang tua, anak dapat mengelola media sosial secara bertanggung jawab, aman, dan edukatif,” tutup Teresa.