Siasat pekerja atur pemanfaatan THR untuk penuhi kebutuhan

TBDC – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, tradisi pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi momen yang dinantikan oleh para pekerja. THR umumnya dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan menjelang Lebaran, seperti tiket mudik, makanan dan pakaian baru, oleh-oleh untuk keluarga di kampung halaman, serta memberi uang kepada sanak saudara. Namun, dengan kondisi ekonomi yang sedang lesu, sebagian pekerja merasa perlu untuk lebih berhati-hati dalam mengelola pengeluaran mereka.

Cicin Yulianti (24), seorang jurnalis di Jakarta, mengaku bahwa meskipun THR bisa membantu memenuhi kebutuhan Lebaran, ia lebih memilih untuk bijak dalam memanfaatkannya.

“Tentunya saya jadi lebih hati-hati dalam berbelanja dan berusaha menabung lebih banyak sebagai tabungan darurat,” ungkap Cicin.

Ia memutuskan untuk menyisihkan 40 persen dari THR untuk tabungan, menggunakan 30 persen lainnya untuk memenuhi kebutuhan selama Lebaran, dan mengalokasikan sisanya untuk keperluan yang tidak terduga.

Hal serupa juga disampaikan oleh Yasmin Nur Habibah (25), yang bekerja di sebuah asosiasi bisnis. Dengan harga beberapa barang yang cenderung naik, Yasmin merasa perlu untuk lebih kreatif dalam mengatur pengeluarannya.

“Akhirnya, saya harus memutar otak untuk menyesuaikan pengeluaran, seperti menurunkan standar di beberapa aspek tertentu,” kata Yasmin.

Salah satunya, ia pindah dari kos yang awalnya seharga Rp2 juta hingga Rp3 juta per bulan, menjadi kos dengan harga lebih terjangkau, yaitu Rp1 juta hingga Rp2 juta per bulan, guna mengalokasikan dana untuk kebutuhan yang lebih mendesak.

Yasmin mengungkapkan bahwa ia menggunakan sebagian THR untuk membayar utang, membeli pakaian baru, dan membeli kue Lebaran. Selain itu, ia juga menambah cadangan dana darurat dan menyisihkan sekitar 10 persen dari THR untuk ditabung. Sebagian dari uang THR juga diberikan kepada orang tua, adik, dan keponakan sebagai bentuk perhatian di momen Lebaran.

Di sisi lain, Immamatul Silfia (26), seorang jurnalis asal Tangerang Selatan, menghadapi tantangan lebih besar dalam memenuhi kebutuhan bulanannya. Karena gaji dari pekerjaan utamanya tidak mencukupi, Silfia memilih untuk mencari pemasukan tambahan melalui pekerjaan lepas.

“Makanya, negosiasinya bukan dengan menahan pengeluaran, tapi cari pemasukan tambahan supaya dua aspek tadi terpenuhi,” ungkapnya. Silfia menggunakan seluruh uang THR untuk keperluan mudik, seperti biaya perjalanan, makanan, dan baju Lebaran, sementara pengeluaran lainnya didukung oleh pendapatan dari pekerjaan sampingan yang dilakoninya.

Kisah-kisah di atas menggambarkan bahwa, meski THR menjadi harapan bagi banyak pekerja, pengelolaan keuangan yang bijak dan cermat semakin menjadi kebutuhan utama di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Setiap individu memiliki cara tersendiri dalam menyusun strategi keuangan agar dapat menikmati momen Lebaran dengan maksimal, tanpa mengabaikan kebutuhan mendesak dan tabungan untuk masa depan.