Wamenpora Taufik Hidayat: PBSI Akan Lakukan Evaluasi Usai Raih Perunggu di Piala Sudirman 2025

TBDC – Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) sekaligus Wakil Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Taufik Hidayat, menyatakan bahwa PBSI akan segera melakukan evaluasi menyeluruh pasca keberhasilan tim bulu tangkis Indonesia meraih medali perunggu dalam ajang Piala Sudirman 2025. Evaluasi ini diperlukan sebagai langkah pembenahan untuk memperkuat daya saing tim nasional di masa mendatang.

“Nanti kami akan evaluasi secara menyeluruh, terutama terkait kekalahan yang terjadi. Kita perlu melihat dengan jujur di sektor mana saja kita masih kurang. Tidak ada salahnya kita terus belajar, belajar dari kesalahan,” ujar Taufik kepada awak media, Senin malam (5/5).

Menurut Taufik, capaian medali perunggu memang patut diapresiasi, namun harus menjadi pemicu untuk memperbaiki performa tim secara keseluruhan. Ia menegaskan bahwa untuk meraih prestasi internasional yang konsisten dibutuhkan proses jangka panjang, pembinaan berkelanjutan, serta distribusi kekuatan yang merata di semua sektor.

“Kalau kita bandingkan dengan negara seperti China, mereka punya kekuatan yang lebih merata di lima sektor. Sementara kita, masih ada sektor yang belum seimbang kekuatannya. Ini tantangan yang harus kita hadapi bersama,” jelas peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu.

Taufik secara khusus menyoroti sektor tunggal putri yang dinilai masih menjadi titik lemah tim Indonesia. Ia memberikan contoh bagaimana negara lain seperti Korea Selatan mampu mencetak pemain kelas dunia seperti An Se-young yang tampil dominan dalam beberapa turnamen besar.

“Di tunggal putri, kita masih perlu pembinaan yang lebih serius. Di Korea Selatan, ada An Se-young yang jadi andalan. Kalau nanti ketemu China di final misalnya, mereka kuat di semua lini. Kita harus bisa membangun tim yang seimbang seperti itu,” tambahnya.

Sejak terakhir kali menjuarai Piala Sudirman pada tahun 1989, Indonesia belum kembali merebut gelar juara meskipun telah enam kali mencapai babak final — masing-masing pada tahun 1991, 1993, 1995, 2001, 2005, dan 2007.

Raihan medali perunggu di tahun ini merupakan capaian yang tetap membanggakan, namun sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya pembinaan jangka panjang dan regenerasi atlet di semua sektor.

Taufik juga mengajak seluruh pihak terkait, termasuk pelatih, pengurus, dan pecinta bulu tangkis, untuk tetap memberikan dukungan dan kepercayaan kepada para atlet muda yang sedang dibina. Ia menekankan bahwa prestasi tidak dibangun dalam semalam, tetapi melalui proses yang konsisten, disiplin, dan evaluasi yang berkelanjutan.