Menuju Net Zero: Biodiesel B50 Resmi Ditargetkan Berlaku 2026

Facebook
Twitter
WhatsApp

TBDC – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengevaluasi rencana penerapan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dengan campuran biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 50 persen atau B50 pada tahun 2026.

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menyebut langkah ini merupakan strategi mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil sekaligus mempercepat transisi menuju energi bersih.

“Harapannya B50 pada 2026 sudah bisa diimplementasikan. Dengan begitu, ketergantungan kita pada energi fosil dapat dikurangi,” kata Yuliot di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Menurut Yuliot, penerapan B50 tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan. Kebijakan ini sejalan dengan target pemerintah mencapai net zero emission.
“Justru ini akan lebih baik ke depan. B50 merupakan bagian dari upaya kita menuju pencapaian net zero emission,” ujarnya.

Meski begitu, pemerintah masih melakukan assessment untuk memastikan kesiapan bahan baku utama biodiesel, yakni Fatty Acid Methyl Ester (FAME). Kebutuhan FAME diperkirakan mencapai 17 juta kiloliter untuk program B45, dan akan meningkat menjadi sekitar 19 juta kiloliter untuk B50.

“Assessment ini penting untuk memetakan kemampuan pasokan FAME. Namun, implementasi B50 tetap kita dorong agar bisa berjalan pada 2026,” jelasnya.

Dengan rencana ini, Indonesia menegaskan posisinya sebagai salah satu negara yang serius mengembangkan energi berbasis biofuel sekaligus mendukung pengurangan emisi karbon secara bertahap.

| Berita Terbaru