Tanah Bumbu Raih Sertifikat WBTb Indonesia lewat Budaya MASSUKIRI

Facebook
Twitter
WhatsApp

TBDC – Kabupaten Tanah Bumbu kembali menegaskan perannya dalam pemajuan kebudayaan daerah setelah karya budaya MASSUKIRI resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia. Penetapan tersebut diumumkan dalam rangkaian Pekan Budaya Banua 2025 yang digelar Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada 3–7 Desember 2025 di Banjarbaru.

Sertifikat WBTb Indonesia diterima oleh Bupati Tanah Bumbu Andi Rudi Latif melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Eryanto Rais, dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan, Galuh Tantri Narindra. Pengakuan ini menjadi pencapaian penting sekaligus bukti komitmen pemerintah daerah dalam menjaga dan melestarikan kekayaan budaya lokal.

Bupati Tanah Bumbu Andi Rudi Latif melalui Eryanto Rais menyampaikan bahwa penetapan MASSUKIRI sebagai WBTb Indonesia merupakan momentum strategis untuk memperkuat identitas dan karakter budaya daerah. Menurutnya, pengakuan nasional ini tidak hanya melindungi warisan budaya, tetapi juga membuka ruang lebih luas bagi para pelaku seni dan budaya untuk terus berkarya.

Penghargaan tersebut sejalan dengan visi dan misi Pembangunan Kabupaten Tanah Bumbu 2025–2029, khususnya misi keenam, yakni meningkatkan prestasi di bidang seni, budaya, dan olahraga serta melestarikan warisan budaya daerah.

Penetapan MASSUKIRI sebagai WBTb Indonesia sebelumnya diputuskan dalam Sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang digelar Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia pada 5–11 Oktober 2025 di Jakarta Selatan. Sidang tersebut dipimpin Prof. Sulistio S. Tirto Kusumo bersama 21 ahli WBTb dari unsur akademisi, budayawan, dan seniman nasional. Dari 11 karya budaya Kalimantan Selatan yang ditetapkan, MASSUKIRI dari Tanah Bumbu menjadi salah satu yang lolos kurasi.

Selain penganugerahan WBTb, Pekan Budaya Banua 2025 juga menghadirkan 40 booth UMKM yang menampilkan produk wastra, kuliner tradisional, kriya, serta berbagai hasil kreativitas lokal. Kehadiran UMKM ini menunjukkan bahwa budaya tidak hanya berfungsi sebagai identitas, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi kreatif masyarakat.

Mengusung tema “Berkolaborasi dan Bertransformasi dalam Harmoni Budaya”, Pekan Budaya Banua 2025 diharapkan mampu memperkuat kolaborasi lintas generasi dan sektor, sekaligus menjadikan budaya sebagai fondasi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif Kalimantan Selatan.

| Berita Terbaru