TBDC – Sebuah studi yang diterbitkan dalam The Journal of Creative Behavior telah mengungkap bagaimana kecemasan dapat memengaruhi kreativitas dan interaksi menarik antara keduanya.
Penelitian ini, yang dilaporkan oleh Hindustan Times pada Minggu (9/2), melibatkan 647 peserta yang diuji untuk memahami bagaimana tingkat kecemasan memengaruhi kemampuan mereka dalam menghasilkan ide-ide kreatif.
Dalam studi tersebut, peserta dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan tingkat kecemasan mereka dan diminta untuk memberikan ide terkait dua tugas berbeda: bagaimana mengumpulkan sejumlah besar uang secara cepat dalam konteks finansial dunia nyata, dan bagaimana sebuah kencan pertama dapat berlangsung.
Kelompok pertama diminta untuk membayangkan cara-cara agar kencan pertama berjalan lancar, sementara kelompok lainnya diminta untuk berpikir tentang skenario terburuk yang dapat merusak kencan pertama.
Para peneliti kemudian mengukur jumlah ide yang dihasilkan oleh masing-masing kelompok serta tingkat keunikan dan kreativitas ide-ide tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang merasa lebih cemas cenderung menghasilkan lebih banyak ide, terutama dalam skenario negatif seperti kencan yang buruk. Namun, meskipun banyak ide yang dihasilkan, ide-ide tersebut cenderung repetitif dan kurang orisinal.
Sebaliknya, mereka yang merasa lebih tenang dan tidak terlalu cemas menghasilkan lebih sedikit ide, tetapi ide-ide yang mereka ajukan lebih inovatif dan unik.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kecemasan dapat memicu produksi ide, kreativitas yang lebih segar dan inovatif justru muncul ketika seseorang berada dalam keadaan emosional yang positif dan tidak tertekan.
Selain itu, peserta yang bekerja pada tugas keuangan untuk menguji kreativitas praktis—seperti bagaimana mengumpulkan uang dalam skenario dunia nyata—menghasilkan lebih sedikit ide, tetapi ide-ide mereka cenderung lebih praktis, terarah pada tujuan, dan mempertimbangkan moralitas.
Tugas ini menyoroti bagaimana kecemasan dapat menghasilkan kreativitas yang berfokus pada pemecahan masalah yang lebih konkret dan realistis.
Sebaliknya, dalam tugas tentang kencan yang lebih hipotetis, para peserta cemas memunculkan banyak ide, tetapi dengan kualitas yang repetitif dan kurang beragam.
Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kondisi kecemasan, kreativitas cenderung terfokus pada hal-hal yang berorientasi pada hasil langsung atau problem-solving, sementara kreativitas yang lebih bebas dan imajinatif membutuhkan kondisi emosional yang lebih positif.
Kesimpulan dari studi ini menegaskan bahwa meskipun kecemasan dapat merangsang kelahiran banyak ide, kreativitas yang paling inovatif dan orisinal berkembang dalam suasana hati yang positif dan bebas dari tekanan.
Oleh karena itu, pola pikir yang terbuka dan positif sangat penting untuk menghasilkan ide-ide segar yang mampu menghadirkan solusi kreatif yang lebih inovatif.