TBDC – Dokter Spesialis Konservasi Gigi RSUD Bakti Pajajaran Cibinong (RSUD Cibinong), drg. R. Jarvi A. Safitri, Sp.KG, mengingatkan pentingnya teknik menyikat gigi dan penggunaan obat kumur yang tepat untuk mencegah kerusakan gigi, terutama gigi berlubang.
Menurutnya, frekuensi menyikat gigi yang tinggi tidak menjamin kesehatan mulut bila tidak disertai dengan teknik yang benar.
“Mau menyikat gigi lima kali sehari, kalau tekniknya salah ya tetap saja tidak baik,” ujar drg. Jarvi dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat (13/6).
Waktu Terbaik Sikat Gigi: Pagi Setelah Sarapan dan Malam Sebelum Tidur
Ia menjelaskan bahwa waktu optimal untuk menyikat gigi adalah dua kali sehari, yaitu:
- Pagi hari, sekitar 30 menit hingga satu jam setelah sarapan, dan
- Malam hari, sebelum tidur, ketika tidak ada lagi aktivitas makan.
“Banyak orang dewasa menyikat gigi usai mandi malam, tapi kemudian masih ngemil sebelum tidur. Ini kebiasaan yang harus diubah. Makan setelah gosok gigi malam justru membuat sisa makanan menumpuk saat tidur,” katanya.
Teknik yang Salah Bisa Rusak Gigi
Selain waktu, teknik menyikat gigi juga sangat krusial. Jarvi mengingatkan bahwa menyikat gigi terlalu sering dan terlalu keras justru berisiko menyebabkan abrasi, yakni terkikisnya lapisan luar gigi (enamel) akibat tekanan mekanis berlebih.
“Tekanan yang terlalu kuat dari sikat gigi bisa merusak gigi. Lama-lama giginya jadi terkikis dan sensitif,” jelasnya.
Karang Gigi: Bersihkan Rutin Setiap 6 Bulan
Selain menyikat gigi, ia juga menyarankan masyarakat untuk melakukan pembersihan karang gigi (scaling) secara rutin setiap enam bulan sekali di dokter gigi. Tindakan ini penting untuk menghilangkan plak-plak yang sudah mengeras di sela-sela gigi dan mencegah radang gusi.
“Kalau plak sudah mengeras jadi karang gigi, tidak bisa hilang hanya dengan menyikat gigi. Harus scaling,” imbuhnya.
Obat Kumur: Gunakan dengan Bijak
Terkait penggunaan obat kumur, drg. Jarvi menyebut produk ini efektif untuk menyegarkan napas dan membantu mengatasi iritasi ringan dalam rongga mulut. Namun, penggunaannya tidak boleh berlebihan.
“Obat kumur sebaiknya dipakai hanya dua minggu maksimal dalam satu periode. Kandungan alkoholnya bisa membuat mulut kering kalau dipakai terus-menerus,” jelasnya.
Mulut yang kering, kata dia, menurunkan produksi air liur (saliva) yang berfungsi sebagai sistem pembersih alami dalam mulut. Kekurangan saliva membuat bakteri lebih mudah berkembang dan memicu infeksi maupun iritasi.
“Saat air liur berkurang, pertahanan alami rongga mulut juga melemah. Jadi jangan sampai kita terlalu sering pakai obat kumur, apalagi tanpa pengawasan dokter,” tandasnya.
Kesimpulan: Pola Sikat Gigi Harus Disesuaikan
drg. Jarvi menekankan, menjaga kesehatan gigi dan mulut tidak cukup hanya dengan menyikat gigi rutin, tetapi juga memahami waktu, teknik, dan kebiasaan menyikat yang benar, serta menjaga keseimbangan penggunaan produk pendukung seperti obat kumur.
“Kesehatan gigi adalah investasi jangka panjang. Cukup dua kali sehari menyikat gigi, asal dilakukan dengan benar. Jangan lupa scaling enam bulan sekali,” tutupnya.