Jelang Panen, Ribuan Ikan Bawal Mati Mendadak di Banua Anyar Banjarmasin, Penambak Terpaksa Hadapi Kerugian Besar

Penambak di Banua Anyar, Banjarmasin Timur digegerkan dengan ikan-ikannya yang mati mendadak. Tak hanya disatu keramba, kejadian ini terjadi di seluruh keramba milik sejumlah kelompok pengeramba ikan yang ada di kawasan itu.

Sebagian besar ikan yang ditemukan mati mendadak ini adalah bawal tambak. Seperti yang terjadi di keramba milik Salamiah, ditemukan sekitar 1 ton ikan bawal mati mendadak.

Ia menduga matinya ribuan ikan yang mereka budidayakan di keramba ini karena adanya perubahan air. Akibatnya, Ia mengalami kerugian materil hingga puluhan juta rupiah.

“Seperti air yang turun dari persawahan atau dari akar. Tadi ada 1 ton yang sudah kita angkat, ini masih ada lagi. Apalagi ini mau panen, hitungannya mungkin sekitar Rp 60 jutaan lah ruginya,” ujarnya

Ia menerangkan, biasanya harga jual normal ikan bawal mencapai Rp20 – 22 ribu per kilogramnya. Namun karena kejadian ini, pihaknya terpaksa menjual dengan harga murah, yakni Rp3 – 5 ribu per kilogram untuk dijadikan bahan olahan pakan ikan.

Sementara itu, Koordinator Penyuluh Perikanan Kota Banjarmasin, Roslina menerangkan, berdasarkan perhitungan sementara, ada sekitar 40 ton ikan yang mati di seluruh keramba di kawasan Banua Anyar. Jika dihitung secara materil, kerugiannya ditaksir mencapai Rp880 juta.

Ia menjelaskan, bahwa kejadian ini terjadi secara tiba-tiba, tanpa bisa diantisipasi oleh pembudidaya ikan. Dugaan sementara, penyebab matinya ikan-ikan tersebut disebabkan adanya cairan prestisida yang larut dari daerah hulu.

“Biasanya penambak sudah tahu kalau ada tanda-tanda akan terjadinya kematian. Seperti perubahan warna air, hingga kondisi ikan yang tidak mau makan. Tapi ini tidak ada tanda-tanda,” ujarnya.

Kejadian ini pun, dikatakannya mengulangi kejadian yang serupa pada 3 tahun silam. Dimana kematian ikan mendadak ini hanya terjadi pada jenis bawal. Sedangkan jenis ikan lain seperti Patin atau Toman masih bisa bertahan.

Dalam hal ini, pihaknya bersama dinas terkait akan melakukan pengecekkan air lebih lanjut, untuk mencari apa penyebab pasti kejadian ini. Pihaknya juga meminta penambak untuk segera memanen lebih awal, untuk menghindari kerugian lebih besar.

“Kita akan mengarahkan untuk memanen lebih awal, karena tidak tau sampai kapan kondisi seperti ini akan berlangsung,” ucapnya.