TDBC – Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin, bersama dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Eddy Hartono, menggelar diskusi penting di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI pada Rabu, 8 Januari 2025.
Dalam pertemuan ini, keduanya membahas strategi untuk memperkuat pencegahan terorisme dan program deradikalisasi di Indonesia, dengan menekankan pentingnya kolaborasi lintas lembaga dalam menghadapi ancaman terorisme yang semakin kompleks.
Menhan Sjafrie menegaskan bahwa sinergi antarlembaga menjadi elemen krusial dalam menjaga kedaulatan negara.
“Sinergi antarlembaga adalah kunci utama dalam mengoptimalkan upaya penjagaan kedaulatan negara, mengingat tantangan yang kita hadapi sangat kompleks dan memerlukan pendekatan yang terintegrasi serta komprehensif dari seluruh pemangku kepentingan,” ujar Menhan Sjafrie, sebagaimana dikutip dari siaran resmi Kementerian Pertahanan RI.
Pertemuan yang berlangsung di kantor Kementerian Pertahanan itu juga dihadiri oleh sejumlah pejabat utama dari kedua lembaga, memperkuat keseriusan dalam membahas isu-isu strategis terkait penanggulangan terorisme dan radikalisasi.
Dalam kesempatan tersebut, Menhan menekankan pentingnya kolaborasi antara Kementerian Pertahanan dan BNPT untuk merumuskan strategi yang efektif dalam mencegah paham-paham radikalisme dan ancaman terorisme masuk ke Indonesia.
Selain itu, Menhan Sjafrie juga mengungkapkan harapannya agar BNPT dapat terus berkembang, tidak hanya dalam skala nasional tetapi juga di tingkat global.
“Harapannya, BNPT dapat memperluas jejaring internasional untuk mengembangkan strategi kontra-terorisme yang lebih efektif,” tambah Menhan dalam unggahannya di media sosial pribadi.
Kepala BNPT, Eddy Hartono, dalam pertemuannya dengan Menhan juga memberikan laporan mengenai sejumlah program yang telah dijalankan BNPT.
Salah satunya adalah pelatihan untuk calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang digelar di Universitas Pertahanan (Unhan), Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pelatihan ini bertujuan untuk membekali para calon aparatur sipil negara dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi tantangan penanggulangan terorisme di era modern.
Eddy Hartono menambahkan bahwa pelatihan tersebut juga berfokus pada penguatan ideologi nasional, khususnya Pancasila, sebagai landasan dalam menangkal paham radikal.
“Pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan keterampilan praktis, tetapi juga untuk memperkuat pemahaman ideologi nasional di kalangan CPNS, agar mereka siap dalam menghadapi tantangan di bidang penanggulangan terorisme,” kata Kepala BNPT.
Universitas Pertahanan, sebagai kampus yang berada di bawah binaan Kementerian Pertahanan, memiliki peran strategis dalam menyiapkan generasi aparatur sipil negara yang siap menghadapi tantangan besar dalam menangani ancaman terorisme dan radikalisasi.
Dengan semakin meningkatnya ancaman terorisme yang dapat berdampak pada stabilitas nasional dan internasional, pertemuan ini menjadi wujud komitmen bersama antara Kementerian Pertahanan dan BNPT untuk terus memperkuat upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme di Indonesia, baik melalui kolaborasi domestik maupun jejaring internasional.